“Kaisar” Murka, Ancam Birukan Takalar


Partai Beringin Dibakar di Takalar, Kantor Golkar Ditempeli Atribut IA
Bone pun Lakukan Perlawanan

RAKYAT SULSEL – Keputusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar yang “membuang” putra mahkota, H Natsir Ibrahim alias Nojeng sebagai calon bupati Takalar, berbuntut petaka. Selain terjadi penolakan keras dengan pembakaran atribut partai berlambang beringin yang dilakukan pendukung sang putra mahkota di Butta Panrannuangku itu, sang “kaisar” pun dikabarkan murka.
Tidak tanggung-tanggung, ayahanda Nojeng yang tak lain adalah Bupati Takalar, Ibrahim Rewa, malahan sudah turun tangan. Dikabarkan, Ibrahim sudah mengeluarkan ultimatum. Kemarin, Ibrahim Rewa dan Nojeng langsung terbang ke Jakarta.
Berdasarkan informasi Rakyat Sulsel dari orang dekat Ibrahim Rewa malam tadi, bahwa jika DPP Golkar tidak mengubah keputusannya maka Ibrahim Rewa akan balik badan. Ia siap keluar sebagai pembina Partai Golkar Takalar. Tidak itu saja. Masih berdasarkan kabar dari “tangan kanan” Ibrahim Rewa itu bahwa sang bupati pun berjanji akan membirukan Takalar. “Sementara itu dulu informasi yang saya bisa sampaikan. Info lanjut, tunggu saja,” tandasnya, seraya meminta namanya tidak disebutkan. Ia pun memastikan bahwa apa yang disampaikannya adalah informasi berkelas A1 atau benar adanya.
Kemarin, pendukung Nojeng yang juga akrab disapa HN, memang menggelar aksi penolakan atas keputusan DPP Partai Golkar yang memutuskan Burhanuddin Baharuddin sebagai calon bupati Takalar. Mereka melakukan aksi amarah. Sebagai bentuk perlawanan, mereka membakar semua atribut partai beringin yang terpasang di Kantor DPD II Partai Golkar, Takalar.

Saat menggelar demonstrasi Rabu (23/5) siang, para pendukung Nojeng membacakan beberapa tuntutan dan menyebar surat pernyataan sikap. Salah satu sikap tegas dalam surat pernyataan itu adalah segenap pengurus DPD II Golkar Takalar,–baik pengurus kecamatan dan desa,–  menolak keras hasil rekomendasi DPP Partai Golkar. Mereka juga mendesak agar rekomendasi yang memilih Burhanuddin alias Bur, segera dicabut. Bahkan, para pendemo memberikan ultimatum waktu (deadline) yakni maksimal 2 X 24 jam.
Nah, saat berdemonstrasi itulah para pendukung Nojeng melakukan pembakaran semua atribut Golkar. Atribut yang dimaksud adalah yang terpasang di dalam dan di luar Kantor Golkar.  Sebagai gambaran, kantor DPD Golkar Takalar terletak bersebelahan dengan kantor DPRD Takalar.
Tak sampai di situ. Sebagai bentuk kekesalan atas keputusan DPP Golkar itu, para demonstran kemudian mengambil atribut berupa stiker Ilham Arief Sirajuddin-Azis Qahhar Mudzakkar (IA) dan menempelnya di dinding kantor partai beringin tersebut. Selain itu, kendati keputusan itu dari DPP Partai Golkar, namun gambar Ketua DPD I Golkar Sulsel, Syahrul Yasin Limpo pun tak luput dari luapan kemarahan. Massa membakar gambar SYL yang sebelumnya terpajang tepat di  depan kantor DPD II Golkar, Takalar. Demikian pula dengan gambar Ketua DPP Golkar, Abu Rizal Bakrie. Tak ayal, kobaran api disertai kepulan asap hitam membubung tinggi di jalan masuk kantor Golkar. Sehingga, menarik perhatian pengguna jalan atau warga di sekitar tempat kejadian perkara (TKP).
Saat terjadi pembakaran atribut tadi, beberapa pengurus dan kader yang tak lain pendukung Nojeng, bergantian berorasi. Intinya, mereka  mengecam keputusan DPP Golkar serta menyerukan segenap rakyat Takalar untuk  memilih meninggalkan kapal induk dan bergabung dengan rumah rakyat. Keputusan DPP Golkar itu juga dinilai telah mengkhianati  aspirasi arus bawah.
Kendati demikian, aksi penolakan rekomendasi DPP Golkar terkait calon bupati Takalar itu tetap terkendali. Itu karena aksi mereka mendapat pengawalan ratusan personel Polres Takalar yang memang sudah bersiaga di luar kantor  Golkar.
Aksi Spontanitas
Aksi penolakan rekomendasi DPP Golkar serta informasi “membirukan Takalar”, langsung dibantah Ketua Tim Pemenangan Pemilukada DPD II Partai Golkar Takalar, Muhiddin Mursali. Ia menyatakan, aksi yang dilakukan di Kantor DPD II Golkar itu merupakan aksi spontanitas kader Golkar. “Aksi tersebut saya tegaskan bukan atas nama DPD II Golkar Takalar. Namun, kalau ada person-person, itu haknya. Tetapi kalau pengurus kecamatan dan desa, memang saya dengar (ada yang ikut aksi, Red). Tapi, itu karena merasa DPP dan DPD I Golkar Sulsel terkesan memandang remeh Takalar,” kata Muhiddin yang dikonfirmasi via handphonenya.
Berbeda lagi apa yang disampaikan pengurus DPD II Golkar Takalar, H Muchtar Maluddin yang tak lain adalah legislator Golkar Takalar. Ia mengatakan, aksi di Kantor DPD II Golkar bukan dilakukan pengurus DPD II. “Saya sudah komunikasi dengan beberapa  pengurus kecamatan dan desa melalui telepon. Mereka juga mengatakan sama sekali tidak tahu akan aksi itu,” tandas Muchtar.
Muchtar mengaku prihatin dan menyesalkan adanya pembakaran atribut dan simbol partai. “Saya yakin oknum yang melakukan itu bukan kader. Terlebih lagi, jika memasang alat peraga calon tertentu yang merupakan calon di luar Partai Golkar. Itu cukup keterlaluan,” kata Muchtar Maluddin, kesal.
Sementara Sekreataris DPD II Golkar, Alamsyah Demma  memastikan akan mempelajari beberapa dokumen dan laporan terkait aksi anarkis itu. Termasuk, tindakan yang mencederai simbol partai. “Kami akan buat laporan secepatnya ke DPD I Golkar. Kalau pelakunya bukan pengurus, tentu  akan menjadi pertimbangan tertentu, apakah ini merupakan bagian penyusupan. Namun, komitmen kader Golkar jelas, bersatu memenangkan SYL  di Pilgub dan Burhanuddin Baharuddin di Pilbup Takalar,” tegas Alamsyah.
Bone Juga Melawan
Sementara dari Bone dilaporkan, DPD II Partai Golkar Bone juga akan melakukan perlawanan jika Andi Fahsar Padjalangi ditetapkan sebagai cabup Bone dari Partai Golkar. Wakil Sekretaris Umum DPD II Partai Golkar Bone, Andi Irwansyah, mengaku tetap berpegang pada hasil rapat pleno DPD II Partai Golkar Bone diperluas, yang digelar pada 15 Mei lalu.
Rapat yang dihadiri para pengurus Golkar Kecamatan di Bone tersebut, intinya meminta DPP untuk menetapkan Andi Irsan Galigo sebagai calon bupati Bone dari Partai Golkar. Jika tidak diakomodir, sebut Irwansyah, maka DPD II Partai Golkar Bone siap melakukan perlawanan. (yos)