Menunggu Program Riil Calon Gubernur Sulawesi Selatan

Menunggu Program Riil Calon Gubernur Sulawesi Selatan
Dalam pilkada gubernur tahun 2008 lalu, Syahrul Yasin Limpo sukses memenangkan pemilihan gubernur dengan menumbangkan incumbent saat itu. Syahrul Yasin Limpo yang maju berpasangan dengan Agus Arifin Nu’mang, muncul menantang incumbent dengan program andalan, Pendidikan dan kesehatan gratis di Sulawesi Selatan. Dua program andalan yang langsung melejitkan pasangan SAYANG ketika itu. Tentu saja kedua program tersebut tetap akan menjadi slogan kampanye Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang diperkirakan akan masih berpaket dengan Agus Arifin Nu’mang.

Satu hal yang ditunggu-tunggu public di Sulawesi Selatan, adakah program yang lebih menarik dan menggigit yang akan ditawarkan para penantang SAYANG jilid II ? Program apa yang sekiranya dapat mengalahkan dua program andalan dari incumbent saat ini?


Bahkan pasangan Ilham Arief Sirajuddin (IAS) dan Azis Kahar Muzakkar, atau IA, sampai saat ini belum memiliki program yang jelas, yang dapat meyakinkan masyarakat pemilih di Sulawesi Selatan.
Begitupula dengan pasangan Rudiyanto Asapa yang juga bertekad maju sebagai kontestan dalam pilgub Sulsel 2013 mendatang. Direktur eksekutif Indeks Politica Indonesia (IPI), Suwadi Idris Amir mengatakan, para penantang Sayang jilid II belum memperlihatkan adanya pesan-pesan yang dapat menarik hati public dalam ajang pesta demokrasi lima tahunan di Sulsel.
“Segenap rakyat Sulsel berharap, kehadiran para kandidat calon pasangan gubernur dan wakil gubernur dalam pilgub SulSel 2013, mampu memberikan terobosan-terobosan baru dalam mengantarkan Sulsel menjadi daerah yang terdepan dan makin maju, harapan kita, semoga pilgub tidak menjadi ajang yang hanya bertujuan untuk merebut dan mempertahankan kekuasaan semata,”katanya.

Suwadi Idris Amir yang juga merupakan Direktur Riset dari Latin Institute (LI) ini menyebutkan, masih banyak daerah yang mengeluhkan minimnya pelayanan kesehatan dan pendidikan gratis. Begitupula dengan pelayanan public lainnya, seperti dalam sektor pertanian,nelayan, penanganan pedagang kaki lima, hal ini dibuktikan dengan masih rendahnya income perkapita masyarakat di sejulah daerah kabupaten di Sulawesi Selatan.

Menurut Suwadi, pelayanan publik menjadi isu penting dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang belum diatur secara rinci dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 terkait penyelengaraan pelayanan publik di daerah. Kinerja pelayanan publik sangat besar pengaruhnya terhadap kualitas kehidupan masyarakat di daerah. Oleh karena itu, membangun sistem manajemen pelayanan publik yang andal merupakan sebuah keniscayaan bagi daerah jika mereka ingin meningkatkan kesejahteraan warganya.

“Peningkatan pelayanan public merupakan Pekerjaan Rumah yang harus diselesaikan oleh para calon gubernur dan wakil gubernur, untuk menjadikan Sulawesi Selatan sebagai provinsi terbaik di Indonesia,”pungkasnya.