KEUNTUNGAN DAN BEBAN KANDIDAT INCUMBENT DIPEMILUKADA

LATIN POST NEWS: Selama indonesia menganut sistem demokrasi pasca reformasi' selama itu pula sistem pemilukada daerah berubah dari yang tadinya dipilih DPRD kini menjadi pemilihan langsung oleh rakyat' selama pemilukada baik bupati, walikota dan gubernur' tercatat 75 % kandidat Incumbent selalu memenangkan momentung lima tahunan ini' Pertanyaannya ? apa faktor-faktor yang membuat begitu mudahnya kandidat Incumbent menang' Menurut Direktur Eksekutif (IPI) Indeks Politica Indonesia Dan Direktur Strategi Pemenangan Pilkada (LI) Latin Institute' Suwadi Idris Amir.

Pertama: karna incumbent menguasai 80 % infastruktur perangkat daerah yang memudahkan mereka memeneks gerakan mobilisasi tim suksesnya dan juga dalam setiap program-program SKPD incumbent bisa mendesain pencitraannya.

Kedua: Kecendrungan para pengusaha ke incumbent sebab selama lima tahun antara incumbent terjaling kerjasama yang saling menguntungkan' dan kecendrungan incumbent menjaga hubungan baik dengan para pengusaha baik yang lokal maupun nasional untuk memudahkan langkah-langkah politik incumbent.

Ketiga: ada nilai-nilai sosial yang telah diperbuatnya sekecil apapun, tetapi itu bisa dijadikan kemasan untuk membangun opini publik' dan ditambah dukungan Keluarga besar SKPD yang kecendrungan ke incumbent walaupun seandainya kinerja incumbent kuarang memuaskan. faktornya adalah' 65 % PNS-SKPD takut beralih kekandidat yang lain karna selalu akan dikaitkan dengan pemecatan jabatan, mutasi dan penundaan jabatan.

Keempat: incumbent diringankan biaya kos politik secara pribadi karna program politik incumbent kecendrungan berjalan berbarengan program SKPD' bahkan 95 % incumbent memenangkan ataupun kalah dalam pemilihan tidak menggunakan biaya pribadinya untuk kos politik nya.

Lanjut Menurut Suwadi, tetapi sebenarnya beban psikologi incumbent itu jauh lebih berat dibanding penantangnya,''

Pertama: kecendrungan incumbent akan dikeroyok lawan-lawannya ditambah serangan black campaint yang pasti akan dialamatkan kepadanya' sebab ada berbagai macam celah yang bisa digunakan lawan nya untuk menyerang incumbent, bisa melalui media, penyampaian lisan dari mulut ke mulut oleh tim dan relawan lawan-lawannya, khususnya yang berkaitan dengan kinerjanya sebagai kepala daerah, karna tidak semua sektor mampu dituntaskan incumbent karna berbagai macam kendala atau mungkin karna ketidak mampuan seorang incumbent mengelolah aset daerah yang dipimpinnya.

Kedua: ketakutan akan kekalahan dalam setiap pertarungan pemilukada lebih besar dirasakan seorang incumbent, faktonya. rasa malu lebih besar, nafsu kekuasaan yang lebih dominan karna sudah merasakan nikmatnya menjadi orang nomor satu didaerah, dan yang lebih parahnya kalau ada kaitannya dengan korupsi, baik yang mungkin dilakukannya sendiri maupun keluarganya.

Ketiga: kalau incumbent kalah, maka akan susah lagi bangkit karna kepercayaan diri seorang incumbent yang kalah akan hilang.

Tetapi Kesimpulannya Menurut Suwadi, incumbent baru bisa dikalahkan kalau dia menghadapi berbagai macam masalah sosial khususnya korupsi, atau penantangnya memiliki ketokohan dan lebih kuat secara finansialnya, tetepi tentulah yang paling utama menyempurnakannya adalah peran konsultan politik yang mengatur pergerakan politiknya. tuturnya''(by suwadi idris amir).''(*)