BAROMETER RAKYAT NEWS: Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI),
menilai pesaingan dalam Pemilukada DKI Jakarta sangatlah berat, terutama
dengan adanya calon Gubernur incumbent. Untuk itu, tidaklah
mengherankan jika terjadinya praktek black campaign.
Menurut pengamat politik dari Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro, praktek kampanye
terselubung atau black campaign, dalam Pemilukada Jakarta, menunjukkan
ketidak percayaan diri seorang kandidat yang akan bersaing.
“Jika mereka telah siap, punya dukungan
yang kuat, karena telah dibangun dari lama, maka tidak akan melakukan
hal ini. Namun pada prakteknya mereka tidak melakukan jauh-jauh hari,
melainkan sudah mendekati hari pendaftaran sehingga cara-cara yang tidak
halal seringkali digunakan,” jelas Siti Zuhro, Sabtu (26/5/2012).
Dia menambahkan, black campaign sangat
mungkin terjadi, mengingat beratnya persaingan menuju DKI 1, terutama
dengan adanya calon dari incumbent atau calon yang masih menjabat.
“Memang medan perjuangannya agak berat untuk menuju DKI 1 dan mereka
tahu itu bagaimana sebelumnya memangkas mata rantai incumbent yang sudah
mengakar itu, kan tidak mudah dalam 3 bulan,” katanya.
Siti menegaskan, untuk alasan apapun
kampanye hitam tidak bisa dibenarkan karena merusak tatanan sistem
demokrasi. “Apapun alasannya tetep tidak halal, itu yang merusak sistem
demokrasi kita. Menghalalkan segala cara, tipu muslihat dari calon yang
ingin menang denga menggunakan cara-cara yang tidak benar, seharusnya
tidak boleh donk,” tandasnya.'' By Abul Khaer