MAKASSAR, CAKRAWALA – Kemelut di internal Partai Golkar menghadapi
pemilihan umum kepala daerah (Pemilukada) Kabupaten Takalar akhirnya
mereda. Itu setelah Ketua DPD II Golkar Takalar, Natsir Ibrahim
menegaskan siap mendampingi Burhanuddin Baharuddin (Bur).Daeng Nojeng sapaan akrab Natsir Ibrahim menegaskan, siap menjadi calon wakil bupati (Cawabup) pada Pemilukada Takalar sepanjang itu keputusan partai. Nojeng saat dicegat wartawan usai bertemu dengan SYL mengatakan, ia mengalah demi menjaga kepentingan Partai Golkar yang beberapa hari terakhir tercerai berai setelah DPP Golkar mengusung Burhanuddin sebagai calon bupati (Cabup).
Nojeng juga membantah pernah melakukan komunikasi dengan partai politik lain untuk diusung. Beberapa hari terakhir beredar isu Partai Demokrat mendekati Nojeng. “Tidak pernah saya komunikasi dengan partai lain. Itu tidak benar,” tegas Nojeng.
Terkait terjadinya keributan di Kabupaten Takalar. Nojeng memastikan hal tersebut tidak akan terjadi kembali. Seperti diketahui, massa Nojeng yang tidak menerima putusan DPP Golkar membakar Kantor DPD II Golkar Takalar.
“Tidak ada ribut-ribut. Di mana ribut-ribut? Kejadian kemarin itu aksi spontan. Setelah saya tahu dari bapilu, langsung saya suruh berhenti,” tandas Legislator Golkar di DPRD Kabupaten Takalar ini.
Ketua DPD I Golkar Sulsel, Syahrul Yasin Limpo yang ditemui terpisah membenarkan keputusan Nojeng tersebut. Menurut Syahrul, keputusan itu sebagaimana hasil kesepakatan yang ditandangani keduanya di Jakarta beberapa waktu lalu.
“Saya berterimakasih karena hari ini saya bisa terima Nojeng dan menyampaikan untuk tetap di dalam garis partai. Tentu saja apa yang menjadi komitmen-komitmen Nojeng dan komitmen-komitmen kita kepada Nojeng, Insya Allah bisa kita wujudkan. Dalam pengertian, mudah-mudahan mereka bisa menyatukan barisan dan membela kepentingan rakyat,” kata Syahrul.
Sekalipun demikian, Syahrul menegaskan tetap memberikan kesempatan waktu kepada Bur dan Nojeng untuk akur. DPD I Golkar Sulsel dijelaskan Syahrul tidak akan serta merta mengirim nama Nojeng sebagai cawabup sebelum keduanya akur.
“Kita kasih dia napas dulu untuk saling berinteraksi satu dengan yang lain. Yang jelas keputusan berpasangan akan keluar sebelum pendaftaran di Komisi Pemilihan Umum (KPU),” papar Syahrul.
Syahrul juga meminta semua pihak untuk menghentikan pertikaian dan tidak lagi melakukan provokasi yang kembali merunyamkan masalah. “Mudah-mudahan tidak ada lagi yang provoke setelah Nojeng dari sini. Saya berharap semua cool dan melihat kepentingan yang lebih besar ke depan,” imbuhnya.
Keputusan Nojeng untuk tetap di garis Partai Golkar otomatis membuat Partai Demokrat “gigit jari”. Bagaimana tidak, Partai Demokrat yang sejak lama mengincar “bola muntah” Golkar di Takalar, pupus. Dua orang yang diincar Partai Demokrat untuk diusung sebagai cabup, kini dipastikan menyatu.
Terlebih lagi, Wakil Ketua DPD Demokrat Sulsel yang juga Ketua Desk Pemilukada Demokrat, Ni’matullah sebelumnya telah memastikan Partai Golkar dan Partai Demokrat tidak bakal berkoalisi di Pemilukada Kabupaten Takalar.
Koalisi Golkar-Demokrat di Pemilukada Kabupaten/Kota ditakutkan dapat mengganggu harmoni pemerintahan pasangan terpilih jelang Pilgub Sulsel 2013 mendatang. Seperti diketahui, Partai Demokrat dan Golkar adalah rival di Pilgub Sulsel mendatang.
“Kalau berkoalisi nanti pemerintahan bisa kacau. Bupati dan wakil tentu akan galau dan saling berkonflik karena masing-masing partai memiliki kepentingan yang berbeda di Pilgub,” beber Ni’matullah beberapa waktu lalu.
Hingga saat ini, Demokrat belum menetapkan akan mengusung siapa di Pemilukada Takalar. Sejumlah nama lain yang beredar seperti Syamsari Kitta, Andi Makmur A Sadda, dan A Jen Syarief Rifai, dikabarkan sedang didekati Demokrat. (del/tir)
