Syahrul Harap Bur dan Nojeng Bersatu

Golkar Takalar Harus Tetap Solid , Pendukung Irsan Galigo Datangi Golkar Bone
MAKASSAR, CAKRAWALA - Ketua DPD I Partai Golkar Sulsel Syahrul Yasin Limpo mengimbau seluruh pengurus Golkar, khususnya di Kabupaten Takalar termasuk simpatisan untuk tetap solid. Dia pun berharap Natsir Ibrahim (Nojeng) mau melebur de­ngan Burhanuddin Baharuddin (Bur).
“Semua pihak di Takalar, saya harap dukung Gubernur, Syahrul Yasin Limpo. Bahwa ada dinamika, itu bagian dari sebuah proses. Saya
berharap akhirnya mereka (pendukung Bur dan Nojeng) menyatu. Manage-lah konflik itu agar kita makin solid karena makin paham satu de­ngan yang lain tentang masalah yang ada,” kata Syahrul usai menerima kunjungan pengurus DPD II Golkar Takalar di Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, Jalan Jenderal Sudirman, Makassar, Jumat, 25 Mei.
Rombongan Golkar Takalar dipimpin Sekretaris Golkar Takalar Alamsyah Demma didampingi Koordinator Wilayah (Korwil) 1 Nawir Rahman, Korwil 2 Mukhtar Maluddin, dan Korwil 3 Bactiar Rauf. Turut serta sejumlah pengurus MKGR, Kosgoro, para pimpinan partai Golkar tingkat kecamatan serta beberapa kepala desa.
“Saya terharu dan berterima kasih saudara-saudaraku datang. Ada ki’ yang kasi saya spirit, tenaga dan semangat. Memang bukan persoalan Nojeng jadi bupati atau Bur jadi bupati. Kalian datang ke sini untuk tegakkan idealismeta’ dan ideologi,” kata Syahrul.
Syahrul mengatakan, seluruh elemen Golkar tetap tenang menghadapi situasi yang ada, termasuk pembakaran bendera di kantor Golkar Takalar. Menurutnya, politisi Golkar adalah politisi yang matang dan telah teruji melalui sejumlah dinamika organisasi yang lebih sulit.

“Bahkan dalam dinamika yang sangat tinggi pun, biasanya kita tetap bisa memetik manfaat-manfaat yang ada di dalamnya. Toh kejadian itu sudah terjadi. Yang harus dilakukan sekarang adalah mencari alternatif-alternatif terbaik. Bagi saya jabatan bukan segala-galanya,” kata Syahrul.
Gubernur Sulsel ini mengaku tidak akan menindak kader-kader yang kecewa dengan putusan DPP Golkar di Pemilukada Bone, Takalar, maupun Palopo.
“Biarkan dululah. Mungkin ada euforia-euforia dulu, ada yang marah, dan seperti itu,” lanjutnya.
Kemenangan Harga Mati
Sementara itu, Sekretaris DPD II Partai Golkar, Alamsyah Demma, menegaskan, Golkar Takalar tetap solid dan tidak ada perpecahan.
Menurutnya, riak yang terjadi di Takalar pascakeputusan DPP tidak mengatasnamakan lembaga Golkar, melainkan perorangan.
“Sikap kami dari awal sudah tegas. Kemenangan Pak Syahrul di Takalar adalah harga mati. Sehingga, kalau ada yang mencederai, akan kami lawan,” tegasnya.
Alamsyah menambahkan, kedatangannya menemui Syahrul bersama pengurus DPD II Golkar lainnya, adalah fakta bahwa Syahrul dan keluarga besar Golkar di Takalar tidak ada yang memisahkan. Dia juga mengaku tidak ingin berspekulasi soal insiden pembakaran Kantor Golkar Takalar.
“Kami diberi waktu satu minggu untuk melakukan rekonsiliasi dengan tahapan-tahapan yang ada. Sampai saat ini, kami juga belum tahu apakah insiden itu terjadi karena perintah Nojeng atau bukan. Karena, saat itu Nojeng sedang tidak ada di Takalar,” imbuhnya.
Pendukung Irsan
Sementaraitu, sejumlah pemuda mengatasnamakan pendukung fanatik Andi Cicang (ACC) alias Andi Irsan Galigo menggelar aksi pembakaran ban di depan kantor DPD II Golkar Bone, Jumat, 25 Mei kemarin.
“Aksi massa pendukung ini merupakan bentuk kekecawan pendukung Andi Irsan Idris Galigo dengan penetapan DPP Golkar yang tidak mengusung ACC untuk maju pada pemilukada,” ungkap salah satu pendukung ACC,  Andi Adri.
Adri juga menjelaskan bahwa pihaknya sangat kecewa dengan sikap yang diambil oleh DPP dan seluruh jajarannya yang tidak melihat kondisi lapangan dan menyampingkan masukan dari DPD II Golkar. Menurutnya, mestinya DPP Golkar menjadikan masukan DPD sebagai masukan prioritas sehingga dapat memenuhi permintaan masyarakat.
Sementara itu, Wakil Ketua DPD II M Akbar Yahya menjelaskan, gerakan para pendukung ini merupakan gerakan spontanitas yang tidak ada hubungannya dengan Andi Idris Galigo maupun Partai Golkar. Ia juga mengharapkan, agar aksi tersebut tidak berkelanjutan.
“Kami tidak menyalahkan aksi tersebut karena aksi ini merupakan gerakan spontanitas. Kami juga meminta maaf kepada seluruh kalangan masyarakat karena merasa terganggu,» ungkap Akbar usai menemui para pendukung ACC.
Menurutnya, pihaknya akan segera menggelar rapat untuk mengambil langkah mengenai penetapan tersebut. Pasalnya, hingga saat ini DPD II Partai Golkar belum menerima secara resmi penetapan DPP Golkar.
Meski demikian, ia menegaskan bahwa apapun yang menjadi keputusan partai melaui mekanisme yang telah ditetapkan akan dihormati dan menjadi tujuan bersama. (kr4/del/ute)
Survei 3 Lembaga Survei Hingga 6 Kali
Proses penetapan bakal calon bupati untuk Pemilukada Takalar dan Bone tidak serta merta dilakukan. Proses yang dilakukan cukup panjang dan semua se­suai mekanisme resmi yang berlaku di Partai Golkar.
Ketua DPD I Partai Golkar Sulsel Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan, keputusan DPP Golkar telah melalui serangkaian pengkajian dan pertimbangan yang rumit. Sebelum menetapkan Burhanuddin Baharuddin, DPP melakukan survei hingga enam kali dengan menggunakan tiga lembaga survei.
“Golkar itu paling ketat mekanismenya. Sebelumnya, juga sudah ada kesepakatan, keduanya menandatangani. Siapa yang tinggi surveinya dia yang jadi bupati, yang rendah jadi wakil. Makanya, saya kaget melihat hasil survei, bukan kaget dengan keputusan. Karena ternyata hasil surveinya berbeda,” ungkapnya.
Harus dipahami, lanjut Syahrul, kondisi tersebut merupakan gejolak sesaat. Tetapi, ia berjanji, dalam waktu satu pecan ke depan, dia akan ke Takalar untuk bicara langsung dengan kader Golkar Takalar.
“Saya kira, ini tandanya Partai Golkar adalah partai besar. Kita atur ini dengan baik, Insya Allah kita menang,” imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, Koordinator Wilayah DPD Golkar Sulsel Arfandy Idris mengatakan, keputusan tentang cabup Golkar di Pemilukada Takalar dan Bone itu adalah murni keputusan dari DPP dan sama sekali bukan wewenang DPD I Golkar Sulsel.
Ia meminta kader Golkar di daerah tidak mempolemikkan keputusan itu karena semua tentu untuk kepentingan rakyat.
“Kita semua tahu bahwa itu kewenangan DPP. Jangan lagi ada kader yang berpikir lain, bahwa semua itu ditentukan oleh seseorang saja. Apalagi kalau yang dimaksud itu adalah Ketua DPD Golkar Sulsel (Syahrul Yasin Limpo),” katanya.
Menurutnya, sesuai juklak partai, semua penentuan calon bupati/wali kota ditetapkan oleh DPP, yakni oleh tim pilkada pusat. Posisi DPD II Golkar Sulsel hanya sebagai peserta rapat yang mengikuti ekspose hasil survei yang dilakukan oleh tim Pilkada DPP.
Masing-masing DPD kabupaten/kota telah mengetahui mekanisme itu, bahwa DPP-lah yang harus menetapkan satu, tidak mungkin dua.
DPP Golkar telah menetapkan akan mengusung Andi Fashar Padjalangi berpasangan dengan Ambo Dalle di Pemilukada Bone. Kemudian Burhanuddin Baharuddin sebagai bakal calon bupati di Takalar. DPP Juga menetapkan Agus Arifin Nu’mang tetap mendampingi Syahrul untuk Pemilukada Gubernur Sulsel 2013 mendatang.
Hasil inilah yang diekspose di hadapan tim pilkada pusat yang terdiri ketua umum Aburizal Bakrie, Theo L Sambuaga, Fadel muhammad, Muladi, Idrus Marham, Korwil PP sulawesi Nurdin Halid, Darul Siska, dan Mahyuddin (Korda DPD Golkar Sulsel). (del/ute)